RajaBackLink.com

Majas Eufemisme: Pengertian, Fungsi, dan Contoh [Lengkap]

Majas Eufemisme

Waktu membaca berita di koran atau menonton di TV, kemungkinan besar kita menemukan salah satu contoh majas eufemisme dalam berita tersebut. Khususnya berita-berita yang berkaitan dengan aksi kriminal atau berita tentang bencana alam.

Kata "eufemisme" mungkin terdengar asing di telinga kita. Tapi contoh-contohnya selalu muncul dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam percakapan maupun dalam headline berita.

Nash, dalam pertemuan hari ini kita akan bahas apa yang dimaksud dengan majas eufemisme agar kita bisa mengenali dan menggunakannya dengan benar waktu sedang berdialog.

 

Apa Itu Eufemisme?

Eufimisme atau euphemism adalah istilah yang digunakan ketika kita ingin mengatakan sesuatu dalam bahasa yang lebih halus. Tujuannya adalah agar pendengar atau lawan bicara tidak merasa terganggu dengan ucapan kita.

Misalnya ketika kita sedang membicarakan tentang kemiskinan atau status sosial orang tertentu. Dibandingkan dengan menggunakan kata "miskin", secara natural kita lebih sering menggunakan kata "kurang mampu" untuk mendeskripsikan situasi yang sama.

Padahal keduanya bermakna sama persis. Dan keduanya pun adalah kata atau kalimat baku, bukan ejekan, dan tidak bermakna negatif sama sekali.

Tapi itulah eufemisme, yaitu menggunakan kata atau istilah lebih halus untuk mengucapkan sesuatu yang taboo dan sensitif.

Cara berbicara seperti ini juga berkaitan dengan rasa empati dan hati nurani manusia sebagai makhluk hidup ketika berkomunikasi dengan makhluk hidup lainnya.

 

Pengertian Majas Eufemisme Menurut Para Ahli

Majas eufemisme adalah penggunaan salah satu dari contoh eufemisme ke dalam sebuah kalimat.

Untuk lebih jelasnya, kita bisa bahas berdasarkan para ahli berikut ini.

 

Etimologi

Secara etimologi, eufemisme diambil dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, "eu" artinya bagus, "phemoo" artinya berbicara.

Jadi eufemisme bisa diartikan sebagai berbicara yang bagus atau menggunakan kata-kata yang bagus ketika berbicara. Konteksnya adalah ketika membicarakan hal tabu seperti kriminal, pembunuhan, atau hal-hal yang bisa membuat lawan bicara merasa tidak nyaman.

 

KBBI

Jika melihat ke Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3 tahun 2001, definisi eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa kasar, dianggap dapat merugikan atau tidak menyenangkan.

Artinya ungkapan yang tidak ada hubungannya dengan kriminal atau hal-hal negatif pun, misalnya kondisi kesehatan atau pendidikan seseorang, bisa menggunakan eufemisme sebagai cara berkomunikasi lebih halus.

Selain itu, dari definisi ini kita juga bisa menafsirkan bahwa setiap orang punya standar penggunaan eufemisme berbeda-beda.

Bisa jadi hal yang menurut kita biasa saja adalah hal sensitif di mata orang lain. Itulah kenapa tadi dikatakan bahwa majas eufemisme ini berhubungan dengan rasa empati manusia.

 

Senada

Menurut Senada dalam buku Majas, Idiom, dan Peribahasa Indonesia Superlengkap (2015), dijelaskan bahwa merupakan ungkapan halus dari kata kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.

Sama seperti definisi dalam KBBI, Senada juga menjelaskan standar penggunaan eufemisme yang fleksibel dan tidak pasti. Sebab pengertian kata "kurang menyenangkan" menurut setiap orang berbeda-beda.

 

Eufemisme dan Disfemisme

Ungkapan kasar atau tabo yang disembunyikan lewat eufemisme namanya adalah disfemisme. Kebalikan dari majas eufemisme, penggunaan dari ungkapan ini adalah untuk menyatakan sesuatu secara negatif atau kasar.

Contohnya ketika menggunakan kata "orang gila". Bisa jadi ungkapan tersebut ingin digunakan untuk meluapkan ekspresi kesal terhadap sesuatu yang sudah dilakukan oleh orang dengan gangguan jiwa tersebut.

Artinya disfemisme dalam contoh ini dipakai untuk menyatakan sesuatu secara emosional dan kasar.

 

Fungsi Majas Eufemisme

Eufemisme punya 5 fungsi utama, yaitu:

  • Sebagai alat menghaluskan ucapan
  • Sebagai alat merahasiakan sesuatu
  • Sebagai alat diplomasi
  • Sebagai alat pendidikan
  • Sebagai alat penolak bahaya

Dari kelima fungsi ini, ada satu hal yang menarik, yaitu majas eufemisme sebagai alat merahasiakan sesuatu sekaligus sebagai alat pendidikan.

Fungsi majas ini baru akan terasa waktu kita menjadi orang tua yang harus mengajarkan hal-hal tabu kepada anak. Contohnya waktu menjelaskan tentang daerah pribadi pada manusia, daerah mana saja yang tidak boleh disentuh, dan semacamnya.

Karena dalam proses pendidikan seks seperti ini, sering kali para orang tua menggunakan eufemisme agar lebih mudah dipahami tanpa membuat mereka merasa tidak nyaman. Nanti ketika sudah dewasa, baru para anak diajari lebih jelas tentang istilah-istilah baku sebenarnya.

 

Jenis-jenis Majas Eufisme

Berdasarkan jenisnya, majas eufemisne bisa dibagi menjadi 3, yaitu:

  • Litotes
  • Abstraction
  • Inderection

Sebenarnya ada dua jenis lainnya, yaitu mispronunciation yang artinya disalah ucapkan, dan personification yang artinya diberi nama orang. Tapi kedua jenis ini hanya bisa diterapkan pada eufemisme dalam Bahasa Inggris.

 

Litotes

Eufemisme jenis litotes adalah kondisi ketika kita ingin mengucapkan sesuatu yang terdengar tidak nyaman dengan cara memperhalusnya.

Kita pasti sering mendengar TNI yang "Diberhentikan secara tidak hormat". Ungkapan tersebut padahal sama saja dengan anggota TNI yang dipecat atau dicopot jabatannya dan diberhentikan.

Contoh yang sama bisa kita gunakan waktu mau menyebut seseorang yang sudah tua dengan sebutan "orang lanjut usia".

Keduanya sama-sama dilakukan untuk membuat jarak antara penutur dan pendengar agar tetap menjaga sopan santun.

 

Abstraction

Abstraction adalah cara penggunaan majas eufemisme dengan membuat istilah atau gambaran kondisi baru dari apa yang mau disampaikan.

Contohnya menggunakan istilah "Sedang ada tamu bulanan" untuk mendeskripsikan kondisi "menstruasi".

 

Indirection

Jenis yang ketiga adalah indirection, alias mengatakan secara tidak langsung. Contoh yang paling mudah adalah menyebut "orang kaya" dengan kata "berkecukupan". Keduanya sama-sama bermakna seseorang yang punya harta, tapi kata "kaya" bisa berkonotasi sombong di mata orang lain.

Sama halnya dengan ungkapan "miskin" dengan "warga yang kekurangan". Sebab kata "miskin" berkonotasi merendahkan di mata pendengar.

Eufemisme jenis inderection ini sering kita lihat ketika membaca headline majalah, koran, atau acara berita di TV. Sebab acara tersebut harus bisa diterima oleh semua pemirsanya tanpa membuat satu pun merasa tidak nyaman, tersinggung, atau merasa direndahkan.

 

Contoh Majas Eufemisme

Setelah mengerti lewat penjelasan di atas, waktunya kita lihat cont0h-contoh majas eufemisme. Coba kalian tebak juga jenis eufemisme apakah contoh di bawah ini.

  • Para kupu-kupu malam tidak peduli tidur dengan siapa pun, asalkan mendapat apa yang mereka mau
  • Polisi harus melepaskan timah panas ke para kriminal yang berusaha kabur
  • Karena sudah tidak tahan mau ke belakang, Budi akhirnya kabur diam-diam dari upacara hari itu
  • Berita warga binaan di Nusakambangan sangat jarang terdengar oleh masyarakat umum bahkan yang tinggal di sekitarnya
  • Di usia paruh baya, ia masih mengejar mimpinya walau mengorbankan kehidupan nyaman yang dimiliki saat ini

Jadi kalau ada berita yang menggunakan kata-kata tidak lugas, artinya mereka sedang menggunakan majas eufemisme untuk menghargai para pendengar. Bukan berarti sang reporter atau penulis berita membawakan narasi secara bertele-tele dan tidak jelas.

 

 

Posting Komentar

Komentar yang sesuai dengan postingan dan tidak mengandung unsur negatif pasti akan disetujui oleh admin :)

Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif
Indonesia Website Awards