RajaBackLink.com

4 Jenis Majas Alegori dan Contohnya [Lengkap]

Majas alegori

Tidak seperti majas lainnya, majas alegori lebih jarang kita dengar di percakapan sehari-hari. Tapi kita tetap familiar dengan kalimat-kalimat dari contoh majas ini. Sebab alegori sering kita temui dalam bentuk puisi, sajak, lirik lagu, petuah, atau karya tulis lainnya.

Kata alegori sendiri bukan berasal dari Bahasa Indonesia, melainkan Bahasa Yunani. Tapi kita akan bahas lebih dalam masalah ini nanti.

Untuk sekarang, mari pelajari dulu tentang apa itu majas alegori dan contohnya.

 

Apa Itu Alegori?

Alegory atau allegory adalah kata dalam Bahasa Yunani yang berarti gambaran dari hal lain. Atau dalam penjelasan lain bisa diartikan sebagai penggunaan benda, kalimat, atau istilah lain untuk menjelaskan pesan yang berbeda.

Kebanyakan dari kalian pasti mengira majas ini mirip dengan metafora. Memang benar, karena alegori dan metafora adalah dua majas dalam satu kelompok yang sama.

Tapi dalam alegori, perumpamaan tersebut dilakukan menggunakan hal yang berbeda secara harfiah, tapi tetap berkaitan. Baik berkaitan dari cara kerja, kondisi dan situasi objek tersebut, atau punya kaitan lainnya antara yang diumpamakan dan yang dimaksudkan.

Sebelum digunakan sebagai sebuah majas untuk berkomunikasi secara verbal, allegory merupakan istilah penyampaian melalui media visual. Misalnya lukisan, patung, dan masih banyak lagi. Gustav Klimt adalah salah satu contoh pelukis dengan banyak unsur alegori di dalam karyanya.

 

Definisi Majas Alegori

Alegori dalam bentuk majas bisa diartikan sebagai sebuah kiasan. Contohnya seperti "Hidup berputar seperti roda. Kadang di atas, kadang di bawah". Artinya kehidupan dan roda punya satu hal yang berkaitan, yaitu selalu berubah-ubah posisinya. Kadang kita berada di posisi yang tinggi, kadang pula kita berada di posisi terpuruk atau di bawha.

Umumnya, majas alegori punya unsur retorika di dalamnya. Retorika adalah cara bicara persuasif atau atau untuk meyakinkan orang lain.

Bukan berarti majas ini digunakan hanya untuk menghasut atau memancing pendengarnya. Tetapi hanya orang-orang dengan kemampuan bicara di atas rata-rata yang bisa menggunakan alegori secara meyakinkan dan bisa dipahami oleh pendengarnya.

 

Pengertian Majas Alegori Menurut Para Ahli

Gorys Keraf (2010: 140) menjelaskan bahwa alegori merupakan cerita singkat yang mengandung kiasan dengan tujuan yang tersurat namun jelas. Kalimat "Kehidupan seperti roda" merupakan kisah sangat singkat. Kemudian lanjutan "Kadang kita di atas, dan kadang kita di bawah" adalah tujuan tersurat yang ingin disampaikan dari kisah tersebut.

Dr. Burhan Nurgiantoro pun memberikan penjelasan yang kurang lebih sama, yaitu alegori adalah cerita kiasan dengan makna literal tersembunyi.

 

Perbedaan Majas Alegori dengan Simile

Coba kalian perhatikan 2 kalimat di bawah ini.

  • "Orang-orang berilmu itu tumbuh seperti padi. Semakin berisi, semakin merunduk"
  • "Wajahnya bersinar seperti rembulan di hari ke-15"

Dari dua contoh kalimat majas di atas, mana yang merupakan majas simile dan mana alegori?

Kalau kalian menjawab contoh pertama adalah alegori dan kedua adalah simile, maka jawaban kalian benar. Karena walaupun keduanya merupakan majas perumpamaan, tapi kita bisa melihat perbedaannya dengan mudah.

Majas simile selalu disisipkan kata kunci seperti, bagaikan, laksana, atau ibarat. Fungsinya adalah menyamakan bagian pertama dalam kalimat dengan objek atau situasi lain.

Dan kata-kata ini dinyatakan secara eksplisit, contohnya "Bersinar bagaikan bulan", "Cerah seperti matahari", "Harum laksana mawar", dan lain-lain.

 

Perbedaan Majas Metafora dan Alegori

Satu lagi majas dari kelompok majas perbandingan yang sering disamakan dengan alegori adalah metafora. Untuk majas ini pun kita bisa membedakannya dengan mudah.

Sederhananya, alegori menutupi maksud dari kiasannya dengan cara penyampaian yang misterius tapi tetap berkaitan. Misalnya orang berilmu seperti padi.

Keduanya seakan tidak punya kaitan apapun, padahal kenyataannya ada seperti yang dijelaskan tadi.

Sedangkan dalam majas metafora, penyampaiannya analogi dan kiasannya lebih jelas. Misalnya "Rizki adalah seorang bintang kelas".

Kata "bintang kelas" adalah kiasan dari bintang di kelas, atau sesuatu yang bersinar dan menarik perhatian dalam arti postif.

 

4 Jenis Alegori

Umumnya ada 4 jenis alegori, yaitu:

  • Classical Allegory
  • Biblical Allegory
  • Medieval Allegory
  • Modern Allegory

Empat jenis ini digunakan berdasarkan apa tujuan dari mana yang ingin disampaikan dari alegori tersebut. Apakah itu dari sastra klasik, petuah di abad pertengahan, kisah keagamaan, atau nasihat modern.

Kebanyakan majas alegori di Indonesia sendiri biasanya dikelompokan sebagai classical allegory, karena berasal dari petuah kuno. Tapi tidak ada salahnya juga kita mempelajari apa maksud dari semua jenis alegori di atas.

 

Classical Allegory

Seperti yang sudah dikatakan tadi, classical allegory adalah contoh alegori yang diambil dari petuah kuno. Baik itu dari filasat, kisah-kisah zaman dahulu, dan masih banyak lagi.

"Hidup berputas seperti roda" adalah contoh clasical allegory yang sudah disampaikan secara turun temurun hingga saat ini. Penyampaiannya ada yang dilakukan lewat nasihat langsung, lewat puisi, ataupun lewat sajak dan karya tulis lainnya.

Jenis alegori ini juga secara garis besar bertujuan untuk menyampaikan maksud yang sama. Antara tentang etika, moral, dan filosofi.

 

Biblical Allegory

Selanjutnya ada biblical allegory, yaitu kiasan yang digunakan dengan merujuk ke nasihat atau ilmu agama. Tapi sebenarnya bukan cuma agama, tapi semua jenis pemahaman, pengetahuan, dan kisah spiritual.

Kita pasti sudah pernah menoton film "The Chronicles of Narnia" di televisi.

Ternyata, film tersebut merupakan contoh biblical allegory paling populer dalam bentuk karya noval sebelum diadaptasi menjadi sebuah film. Contoh lainnya bisa kita lihat dalam buku "The Pilgrim’s Progress" karya John Bunyan.

 

Medieval Allegory

Jenis majas berikutnya ini jarang kita temui dalam karya tulis maupun film di Indonesia. Sebab negara kita sendiri tidak mendapat banyak pengaruh dari abad pertengahan.

Tapi kita tetap bisa melihat contohnya yang paling terkenal yaitu "The Divine Comedy". Buku ini ditulis pada abad pertengahan, tepatnya dari tahun 1308 sampai 1321.

Kisah tersebut menceritakan perjalanan Dante melewati 9 lapisan neraka dimana setiap lapisannya merupakan alegori dari dosa yang diperbuat oleh manusia.

 

Modern Allegory

Dan yang terakhir adalah modern allegory, alias karya dengan majas alegori modern.

Di awal tadi kita sudah jelaskan bahwa majas alegori mengandung retorika untuk memengaruhi pemahaman pembaca tentang apa yang diceritakan tanpa menyebut apa maksudnya secara harfiah. Hal ini dimanfaatkan oleh para sastrawan dengan membuat karya bermajas alegori yang berkaitan dengan situasi politik, ekonomi, dan sosial.

Kita bisa melihat contohnya dalam buku karya George Orwell berjudul "Animal Farm". Dimana kisah tentang konflik hewan dalam peternakan merupakan alegori dari Revolusi Rusia pada saat itu.

Atau yang lebih modern lagi bisa kita temukan di buku "Game of Thrones" karya J. R. R. Tolkiens, yang mana ia menjelaskan sendiri bahwa bukunya merupakan alegori dari konflik antara manusia melawan perubahan iklim. Itulah kenapa kita banyak menemukan contoh majasnya dalam bentuk nama tokoh, misalnya "White Walkers", "Childern of Forest", atau yang paling terkenal adalah "Winter is Coming".

Khusus untuk majas alegori, kita tidak bisa memberikan contohnya berupa kalimat. Sebab sesuai dengan definisi dari Keraf (2010: 140), alegori merupakan sebuah cerita. Baik yang disampaikan dalam bentuk novel, sajak, puisi, cerpen, atau bahkan lagu dan film.

Posting Komentar

Komentar yang sesuai dengan postingan dan tidak mengandung unsur negatif pasti akan disetujui oleh admin :)

Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif
Indonesia Website Awards