RajaBackLink.com

Ciri-Ciri Tokoh Figuran dalam Cerita dan Penjelasan [Lengkap]

tokoh figuran

Tokoh figuran memang tidak punya peran signifikan apapun pada sebuah cerita. Tapi tanpa adanya karakter ini, dunia di dalam cerita tersebut akan terasa kosong bahkan tidak realistis. Bahkan untuk cerita bergenre fiksi dan sci-fi pun selalu ada satu atau figuran di dalamnya.

Lalu apa peran dari tokoh figuran yang sebenarnya? Mari pelajari bersama pada artikel hari ini.

 

Apa Itu Tokoh Figuran?

tokoh figuran

Tokoh figuran merupakan satu dari banyaknya jenis tokoh yang dibagi berdasarkan perannya. Sebelumnya kita sudah bahas tentang tokoh protagonis dan tokoh antagonis beserta peran mereka ke dalam cerita.

Nah, untuk karakter figuran sendiri perannya bisa dibilang sangat tidak penting. Dialog milik figuran pun hanya satu atau dua kalimat saja. Namun keberadaannya membuat pembaca bisa merasakan latar tempat, suasana, dan waktu dari cerita tersebut.

Sebagai contoh jika mau menulis cerita berlatar kafe atau restoran, maka figuran berupa pelayan, pengunjung kafe yang lain, atau kasir dari toko tersebut akan membuat pembaca bisa membayangkan bagaimana keadaan lokasi tersebut.

 

Ciri Tokoh Figuran

Sebuah karakter figuran juga punya beberapa ciri, seperti:

 

Umumnya Tidak Punya Nama

Kita bisa langsung tahu bahwa tokoh tersebut adalah sebuah figuran bila sang penulis tidak menyebutkan nama si tokoh.

Hal ini bukan karena penulis tidak mau berpikir atau terlalu sulit menentukan nama bagi figuran. Tapi membiarkan satu atau dua tokoh tanpa nama bisa membuat perhatian pembaca tidak terbagi ke tokoh tersebut. Sehingga dengan kemunculan figuran pun, pembaca tetap akan fokus pada konflik sang tokoh protagonis.

 

Perannya Tidak Memberi Dampak Signifikan pada Cerita

Selain tidak punya nama, seorang figuran juga tidak memberi dampak signifikan terhadap konflik maupun cerita secara keseluruhan. Bila sebuah tokoh tanpa nama memberi dampak pada cerita, artinya tokoh tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai figuran lagi.

Peran tanpa dampak signifikan contohnya pelayan kafe mengantarkan pesanan ke meja pengunjung, kasir menerima pembayaran, penjaga sekolah menjaga di depan pagar, dan lain-lain.

Bila sang penulis cerita mendeskripsikan peristiwa seperti di atas, bukan berarti ia ingin fokus pembaca berpindah pada para tokoh, melainkan kepada latar tempat dan suasana pada peristiwa tersebut.

 

Kemunculannya Tidak Lebih dari Dua Kali

Sebenarnya tidak ada batasan pasti berapa banyak tokoh figuran boleh muncul dalam satu cerita. Namun pada umumnya, kemunculan tokoh ini tidak lebih dari dua kali.

Semakin banyak kemunculan figuran, maka keberadaan tokoh tersebut akan semakin mengalihkan perhatian pembaca. Itulah mengapa kebanyakan penulis membatasi jumlah individu serta kemunculan dari figuran.

 

Tidak Punya Watak

Yang terakhir, figuran tidak diberi gambaran watak dengan jelas. Bahkan kebanyakan figuran tidak punya watak sama sekali.

Alasannya pun sama, yaitu agar fokus pembaca tidak beralih dari tokoh antagonis dan protagonis ke figuran.

Kalaupun punya watak, maka penulis akan menggambarkan watak sang tokoh dalam satu kemunculan saja. Misalnya ada pelayan yang ketus, maka dalam satu kemunculan sang tokoh akan ditunjukan perlakukan ketus dengan penggambaran tidak bertele-tele.

 

Cerita apapun yang Anda baca, pasti ada kemunculan tokoh figuran di dalamnya. Jika kalian tidak ingat adanya tokoh tersebut sama sekali, artinya penulis bisa menggambarkan figuran dengan baik. 

Bukan berarti jika ada figuran yang kita ingat artinya penulis tidak piawai, tapi cara seperti itu bisa menurunkan kualitas jalannya alur cerita.

Posting Komentar

Komentar yang sesuai dengan postingan dan tidak mengandung unsur negatif pasti akan disetujui oleh admin :)

Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif
Indonesia Website Awards