RajaBackLink.com

Majas Pleonasme : Pengertian dan Contoh [Lengkap]

Majas Pleonasme

Belakangan ini tengah ada tren penggunaan majas pleonasme dalam gaya bahasa sehari-hari. Gaya bahasa seperti ini sering ditemui di generasi milenials dan gen Z sebagai bentuk penyampaian ekspresi mereka.

Saking banyaknya, sampai ada jurnal yang berjudul "Fenomena Pleonasme dalam Bahasa Indonesia: Perspektif Gaya Bahasa dan Kalimat Efektif". Jurnal ini dibuat oleh Jendri Mulyadi, seorang mahasiswa Universitas Pahlawan pada tahun 2021 lalu.

Pleonasme bukanlah hal buruk yang datang akibat dampak globalisasi. Justru, kita pasti pernah belajar tentang majas ini dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Oleh karena itu daripada mencerca mereka yang pakai pleonasme ketika berbicara, lebih baik kita pelajari lebih dalam tentang penggunaan majas ini agar tidak bisa digunakan tepat aturan.

Pengertian Majas Pleonasme

Menurut Keraf (2000:133), majas pleonasme adalah acuan penggunaan kata-kata lebih banyak dari yang diperlukan. Tujuannya bisa untuk menegaskan sesuatu, menyampaikan ekspresi, atau tujuan lainnya.

Sebuah kalimat bisa dianggap sebagai contoh dari pleonasme bila ada salah satu kata tertentu dari kalimat tersebut yang dihilangkan, tapi artinya tidak berubah.

Contohnya:

"Agar bisa maju ke depan, mobil harus didorong oleh tukang ojek di sekitar lokasi".

Bila kata "ke depan" pada kalimat tersebut dihilangkan, maka maksud dari kalimatnya tetap sama. itulah yang dimaksud dengan pleonasme.

Penggunaan Pleonasme dalam Akronim

Pleonasme juga sering kita ketika menyebutkan akronim tertentu. Contohnya mesin ATM, Kepala Sekolah SMP, layar LCD, dan masih banyak lagi.

Pada contoh mesin ATM, ATM sendiri merupakan singkatan dari Automatic Teller Machine. Artinya contoh kalimat "Dia sedang mencari mesin ATM terdekat" berarti "Dia sedang mencari mesin Automatic Teller Machine terdekat", yang mana terjadi pemborosan kata "mesin" dalam satu kalimat.

Contoh lainnya seperti "Partai PDI-P", yang artinya "Partai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan". Secara tidak sadar, ada kita menyebutkan kata "partai" dua kali dalam kalimat tersebut.

Apakah Pleonasme Membuat Kalimat jadi Tidak Baku?

Pleonasme memang termasuk materi yang dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Artinya secara kebahasaan, gaya bahasa ini memang diakui keberadaannya. Bukan termasuk sebagai tren atau bahasa gaul semata.

Namun pemborosan dalam kalimat juga termasuk ke dalam ciri kalimat tidak efektif yang dipelajari di bangku SD.

Artinya, pleonasme hanya boleh digunakan dalam percakapan sehari-hari saja. Sedangkan keberadaannya di pidato, penulisan artikel ilmiah, jurnal, atau karya sastra lainnya akan menurunkan kualitas tulisan tersebut.

Keraf juga menjelaskan 4 jenis majas pleonasme berdasarkan contohnya yang perlu kita hindari, yaitu:

  • Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata
    Contohnya: Sangat bagus sekali
  • Bentuk jamak dinyatakan dua kali
    Contohnya: Para murid-murid
  • Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya
    Contohnya: Mundur ke belakang
  • Pengulangan unsur singkatan yang sudah dinyatakan secara lengkap
    Contohnya: Partai Perindo

Jenis Majas Pleonasme

Jika Keraf menjelaskan ada 4 jenis majas pleonasme, secara penggunaannya pleonasme justru hanya dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:

Pleonasme Semantik

Pleonasme semantik adalah penggunaan 2 kata yang bermakna sama sebagai bentuk pemborosan.

Contohnya:

"Penyakitnya kambuh kembali setiap kali berada di dekat kucing"

Kata "kambuh" sudah pasti bermakna sesuatu yang terjadi lagi. Artinya tanpa menggunakan kata "kembali" pun, kalimat tersebut tetap punya makna sama.

Pleonasme Sintaktik

Pleonasme sintaktik juga merupakan bentuk dari sebuah pemborosan dalam satu kalimat utuh, bukan hanya kata tertentu saja.

Menggunakan dua kalimat negatif adalah contoh pleonasme sintaktik yang paling sering ditemui.

Contohnya:

"Kita tidak boleh tidak memilih dalam Pemilu 2024 nanti"

Dalam bentuk kalimat efektif, kalimat tersebut bisa diubah menjadi "Kita harus memilih dalam Pemilu nanti".

Contoh Majas Pleonasme

Terakhir, mari kita lihat beberapa contoh majas pleonasme yang mungkin sering didengar.

  1. Saya berani bersumpah telah melihat hilal dengan mata kepala sendiri
  2. Karyawan yang berhasil menyelesaikan target akan mendapat bonus tambahan langsung dari CEO
  3. Berdasarkan catatan sejarah kuno, Tanah Nusantara memang selalu berkonflik akibat aneka ragam suku dan budayanya
  4.  Setiap tahun, dia selalu dapat kejutan yang tidak disangka- sangka di hari ulang tahunnya
  5. Hadiah gratis akan diberikan kepada peserta yang beruntung
  6. Jumlah barang import dari luar negeri di Indonesia semakin banyak dan harganya juga semakin murah
  7. Manajer Klub Sepak Bola Persib Bandung melakukan perundingan tentang situasi liga saat ini
  8. Kamus KBBI tetap jadi acuan kata baku ketika menulis jurnal
  9. Hanya daerah DKI Jakarta saja yang menjadi sorotan tentang Indonesia di mata internasional
  10. Jangan berkata tidak sopan ketika berbicara dengan guru

Jadi setelah tahu tentang majas pleonasme, kita bisa menerapkan gaya bahasa ini dengan lebih tepat lagi. Ketika menggunakan cara bahasa yang sama di dalam skripsi atau tugas makalah, sudah pasti dosen akan mencoret kalimat tersebut walaupun kelihatannya seolah benar.

Posting Komentar

Komentar yang sesuai dengan postingan dan tidak mengandung unsur negatif pasti akan disetujui oleh admin :)

Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif
Indonesia Website Awards