RajaBackLink.com

Pengertian Alur Campuran dan Contohnya [Lengkap]

alur-campuran

Walaupun kita sering membaca buku, novel, atau cerpen dengan alur campuran, ternyata masih banyak penulis yang keliru ketika mencoba membuat ceritanya sendiri dengan alur ini. Memang, alur maju mundur adalah teknik penulisan narasi paling sulit dibandingkan hanya maju dan hanya mundur.

Kita harus membuat cerita yang menarik dalam porsi alur maju dan alur mundur yang seimbang untuk membuat narasi beralur campuran.

Tapi sebelum masuk ke pembahasan yang lebih teknis, mari pelajari dulu contoh alur campuran yang benar dan salah.

Pengertian Alur Campuran

pengertian alur campuran

Alur maju adalah narasi yang bercerita dengan pergerakan waktu ke depan. Artinya bisa dari masa kini ke masa lalu atau dari masa lalu ke masa kini.

Sedangkan alur mundur adalah narasi dengan pergerakan waktu ke belakang, artinya dari masa depan ke masa lalu atau masa kini ke masa lalu.

Nah, alur campuran adalah narasi yang menggabungkan kedua jenis alur cerita tersebut. Itulah mengapa alur ini disebut juga dengan nama alur maju mundur.  

Sebab di dalam narasi, alur akan berjalan ke depan layaknya alur maju, kemudian membahas masa lalu layaknya alur mundur, dan seterusnya.

Contoh Alur Campuran yang Benar & Salah

Agar lebih paham tentang alur campuran, kita akan melihat contohnya dari sisi yang benar.

Perhatikan juga contoh penulisan alur maju mundur yang salah agar kita tidak keliru ketika ditanya maupun membuat cerita menggunakan jenis plot sejenis.

Contoh Alur Maju Mundur yang Benar

Hari ini adalah hari terburuk dalam hidup Nina. Ia melihat jam yang sudah menunjukan angka 10.25, padahal ia masih di atas tempat tidur dan matanya bahkan belum terbuka sepenuhnya.

Ia tidak sakit, tidak sedang bermasalah dengan suasana hatinya, dan tidak sedang sedih. Tapi ia ingat bagaimana rasa takut yang ia alami pada malam hari itu.

Mau tidak mau, Nina memaksakan diri bangun dan ke dapur untuk melihat apakah ibunya masih di rumah atau tidak sambil merasa detak jantungnya yang seperti bisa didengar oleh semua orang di rumah. Untungnya, Ibu Nina sudah pergi bekerja pagi itu.

Saking takutnya, tanpa sengaja ia menjatuhkan panci di dapur.

"Traanngg!", suara benturan aluminium dengan permukaan ubin mengingatkannya akan apa yang membuatnya sampai telat bangun hari ini.

Hujan deras disertai angin menyelimuti langit kemarin malam. Nina sangat tidak suka suara yang terlalu berisik, apalagi jika ia harus mendengarnya semalaman penuh. Rasanya seperti ada orang berteriak dan bermain alat musik tepat di daun telinganya dengan volume maksimal.

Tapi ada satu hal lain yang lebih Nina tidak suka, yaitu suara yang mengagetkan.

Ia ingat bagaimana langit semalam dipenuhi oleh sambaran petir setiap dua menit sekali. Matanya yang sudah setengah terlelap kini menjadi segar dan tidak bisa ditutup sama sekali.

Kalau pun ia memejamkan mata, itu bukan karena Nina mengantuk, tapi karena saking takutnya dengan kilauan cahaya yang menembus tirai jendela kamarnya.

Nina memutuskan tidak masuk sekolah hari ini. Ia menelpon wali kelasnya dan menjelaskan bagaimana kondisinya.

Namun, masalahnya belum selesai sampai situ. Jantung Nina masih dipenuhi rasa takut karena ia tidak tahu bagaimana ia harus menjelaskan situasinya kepada sang ibu. Apalagi hari ini Ibu Nina pulang jam 12 siang karena bekerja dalam shift pagi.

Pikirannya dipenuhi kebimbangan antara harus berbohong dan bilang ia sakit, atau jujur seperti yang dilakukan ke wali kelasnya.

Tepat ketika adzan Dzuhur berkumandang, pintu rumahnya terbuka tanpa ada suara ketukan dari luar. Ia tahu itu adalah tanda bahwa ia tidak punya waktu untuk berpikir lagi.

Untungnya Ibu Nina sudah paham bahwa anaknya tidak suka suara terlalu bising. Sehingga ia memutuskan untuk berkata jujur tentang kejadian semalam.

Walaupun dengan muka sedikit bingung, marah, dan kesal, tapi Ibu Nina lah yang paling paham mengapa anaknya sampai tidak bangun pagi itu. Itu juga alasan mengapa ia membiarkan Nina tidur dan tidak membangunkannya di pagi hari.

Dari contoh singkat di atas, kita bisa melihat bagaimana cerita diawali dengan latar waktu masa kini, yaitu ketika Nina bangun di pagi hari. Kemudian alur berlanjur ke masa lalu, yaitu menjelaskan apa yang terjadi di malam hari, dan kembali lagi ke masa kini atau masa depan, yaitu di siang hari.

 

Contoh Alur Maju Mundur yang Salah

Seorang pria tua berseragam coklat terlihat tengah termenuh melihat anak-anak kecil berlari. Seragam merah putih yang dikenakan anak-anak tersebut mengingatkannya bagaimana hari-hari yang ia lalui ketika masih kecil.

Tidak seperti saat ini, dulu ia harus menyeberang sungai tanpa jembatan sama sekali. Tiada hari tanpa celana basah di kelasnya. Bahkan di penghujung tahun, berangkat ke sekolah sama bahayanya dengan mengikuti olahraga ekstrem.

Tentunya ia tidak merasakan hal ini sendiriian. Setidaknya ada 5 hingga 10 murid dari kampungnya yang punya pengalaman sama.

Berkat perjuangan yang telah dilalui, kini ia membagikan ilmu juga pengalaman kepada generasi penerusnya.

Contoh di atas mungkin terlihat seperti narasi dengan alur maju mundur. Tapi jika kita perhatikan, sebagian besar narasi diceritakan dalam latar waktu di masa lalu. Sehingga narasi di atas lebih tepat jika disebut sebagai alur mundur dibandingkan alur campuran.

 

Contoh Alur Maju Mundur yang Salah 2

Rasanya baru kemarin anak itu berlari-lari di tengah sawah. Mencari belalang, mengejar burung, dan dimarahi petani karena merusak ladangnya. Walaupun begitu, tidak terlihat wajah sedih sama sekali di tengah wajahnya.

Ia malah lari ke kerbau milik pak tani dan menungganginya. Walaupun berbahaya, tidak ada satu hal di dunia ini yang membuatnya takut. Termasuk mitos dan cerita seram tentang bagaimana anak kecil akan diculik jika keluar di malam hari.

Bermain petasan bersama pamannya, jajan di warung kopi samping rumah, hingga menonton piala dunia di malam hari bersama warga satu kampung. Masa kecil yang bahagia berhasil diberikan orang tuanya kepada sang anak.

Kini, wajah yang sama tengah duduk di pelaminan setelah mengucapkan janji abadi. Matanya terlihat berkaca-kaca, tapi tetap bukan karena merasa sedih.

Contoh di atas juga punya dua latar waktu, yaitu di masa lalu dan di masa depan. Namun, alur dalam narasi di atas berjalan ke depan, artinya tidak ada bagian yang berpindah dari masa kini ke masa lalu. Oleh karena itu narasi di atas dapat dikelompokan sebagai alur maju.

 

Dengan memahami contoh alur campuran, setidaknya kalian bisa menghindari kesalahan ketika mencoba menulis sendiri narasi dengan alur ini. Setelah ini, pelajari bagaimana cara membuat setiap perpindahan alur memberikan kontribusi ke perkembangan cerita agar pembaca bisa tetap paham walaupun ada banyak loncatan latar waktu di dalamnya.

 

Posting Komentar

Komentar yang sesuai dengan postingan dan tidak mengandung unsur negatif pasti akan disetujui oleh admin :)

Maaf, tidak diperkenankan berkomentar menggunakan atau mengandung tautan aktif
Indonesia Website Awards